Teori Dialektika Relational


Gage-Unlam 1MAKALAH
TEORI KOMUNIKASI
TEORI DIALETIKA RELASIONAL

Dosen Pengampu :
Sarwani, S.Sos, M.Med.Kom
Novaria Maulina, S.Ikom, M.Ikom
Disusun oleh :
Kelompok 8

Hans Richard                                                D1C115013
Hasbi Aulia                                                    D1C115014
M. Apriyanda                                                D1C115022
Abdul Azim                                                   D1C115041
Alfian Noor                                                    D1C115045
Iis Shalihah                                                    D1C115060   
Kiki Aprilla Rusmana                                  D1C115064
M. Wanjar Kalimanto                                  D1C115076
Nor Ulfah Sa’diyah                                       D1C115080
Rahmat Fadhilah                                          D1C115085


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM S1 ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN
2016






KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, karena atas bimbingan, rahmat, taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “Nilai-Nilai Berita”. Tak lupa shalawat serta salam kita curahkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikut-pengikut beliau hingga akhir zaman.
Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Teori Komunikasi, Sarwani, S.Sos, M.Med.Kom dan Novaria Maulina, S.Ikom, M.Ikom yang telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan masih perlu penyempurnaan, oleh karena itu kami mengharapakan sedikit banyak kritik dan saran yang tentu saja akan membangun dan mudah-mudahan akan menjadi lebih baik untuk ke depannya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua baik penulis maupun pembaca pada umumnya. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga kami dapat menyusun makalah ini.




Banjarmasin, 11 Oktober 2016





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I  PENDAHULUAN  
1.      Latar Belakang Masalah 
2.      Rumusan Masalah 
3.      Pembatasan Masalah 
4.      Tujuan Pembuatan Makalah
BAB II  PEMBAHASAN 
A.    Pengertian Teori Dialektika Relasional 
B.     Asumsi dalam Teori Dialektika Relasional 
C.     Elemen Dialektika dalam Membangun Ketegangan 
D.    Dialektika Relasi Dasar 
E.     Respons Terhadap Dialektika 

BAB II  PENUTUP 
1.        Kesimpulan 
2.        Saran

DAFTAR ISI




BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah

Eleanor Robertson dan Jeff Meadows bersama-sama membersihkan sampah sisa pesta makan malam yang mereka adakan untuk ulang tahun teman mereka, Mary Beth, yang ketiga putuh lima. Mereka berdua sepakat bahwa pesta tersebut sukses dan bahwa semua orang melewati waktu yang menyenangkan bersama. Sungguh mengasyikkan membicarakan teman-teman mereka siapa—saja yang putus dan siapa saja yang mulai pacaran.
Eleanor tersenyum ketika memikirkan mengenai betapa banyak yang telah ia dan Jeff pelajari tentang satu sama lain dan mengenai hubungan mereka dalam  dua tahun mereka hidup bersama. Eleanor dulu sering merasa kesal karena Jeff ingin menghabiskan waktu bersama teman dan tidak menghabiskan seluruh waktunya berdua dengan Eleanor. Sekarang ia mengira dirinya telah memahami keinginan Jeff akan adanya orang lain dalam kehidupan mereka. Ia juga mendapati bahwa semakin ia mampu menghilangkan perasaan posesifnya, semakin Jeff ingin lebih dekat dengannya.
Jeff mendekat dan memeluk Eleanor. Ia berkata, “Sayang, pestanya benar-benar hebat. Makanannya sungguh sempurna—aku senang kita memutuskan untuk memasak makanan Itali. Terimakasih untuk semua bantuanmu untuk membuat semuanya berjalan lancar. Mary Beth sangat menghargainya, aku tahu itu. Dan karena dan aku telah bersahabat sejak dulu, hal ini benar-benar berarti untukku.”
Eleanor menjauh dan tertawa pada Jeff. "Aku tidak berbuat apa-apa, sayang," ia berkata pada Jeff. "Kamulah yang begitu sibuk di dapur. Tapi aku senang Mary Beth bersenang-senang. Aku juga sangat menyukai dia."
Jeff dan Eleanor menyelesaikan berbenah dan mulai berbicara mengenai apa yang akan mereka lakukan keesokan harinya. Mereka memutuskan untuk berpiknik di Golden Gate Park dan mungkin pergi menonton film sesudahnya. Hari Minggu besok terdengar menyenangkan—mereka memiliki rencana, tapi mereka bisa saja berubah pikiran dan tidak jadi menonton film jika berpiknik di taman lebih menyenangkan.
Eleanor sangat bahagia dan berpikir untuk mengatakan pada Jeff betapa ia mencintai dan membutuhkannya, tetapi ia memutuskan untuk tetap diam dan menyimpan kedalaman perasaannya untuk saat ini. Jeff mungkin mengetahui perasaannya, dan dia sedikit takut membuka semua perasaannya pada Jeff saat ini. Hari itu telah begitu sempurna dan ia tidak ingin merusaknya dengan membuka dirinya kepada Jeff. Ia tidak yakin ia ingin tampak rapuh pada Jeff pada titik ini dalam hubungan mereka, walaupun ketika mereka pertama berkencan, ia telah berulang kali mengatakan bahwa ia sangat mencintai Jeff. Sekarang merasa dirinya menjadi Iebih siaga dan protektif.
Ketika para peneliti mempelajari kisah Eleanor dan Jeff, mereka mungkin berspekulasi bahwa hubungan mereka melalui beberapa tahapan. Para peneliti yang bekerja dalam kerangka Teori Penetrasi Sosial, contohnya, mungkin akan merujuk pada fakta bahwa Jeff dan Eleanor telah beberapa permasalahan awal mereka dan sekarang berinteraksi satu sama lain dalam level keintiman yang lebih dalam daripada sebelumnya. Para peneliti ini mungkin juga akan menyatakan bahwa fakta bahwa hubungan antara Eleanor dan Jeff lebih terkoordinasi dan mereka lebih jarang mengalami konflik dibandingkan sebelumnya merupakan indikasi bahwa mereka telah berpindah ke tahapan perkembangan hubungan intim. Oleh karena itu, peneliti lain melihat kisah Jeff dan Eleanor dapat dijelaskan dengan baik menggunakan posisi teoretis yang berbeda, yang disebut Teori Dialektika Relasional.

2.      Rumusan Masalah
Berikut rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah kami.
1) Apa pengertian dari teori dialektika relasional?
2) Apa asumsi dalam teori dialektika relasional?
3) Apa elemen dialektika dalam membangun ketegangan?
4) Apa konsep dialektika relasi dasar?
5) Apa respons terhadap dialektika?

3.      Pembatasan Masalah
Berikut pembatasan masalah dalam makalah kami.
1) Kami akan menjelaskan pengertian dari teori dialektika relasional.
2) Kami akan menjelaskan asumsi dalam teori dialektika relasional.
3) Kami akan menjelaskan elemen dialektika dalam membangun ketegangan.
4) Kami akan menjelaskan konsep dialektika relasi dasar.
5) Kami akan menjelaskan respons terhadap dialektika.

4.      Tujuan Pembuatan Makalah
a.      Tujuan Formal
Kami berharap dengan penulisan makalah ini bisa menjadi bahan diskusi dan para mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya Program Studi Ilmu Komunikasi untuk bisa mendiskusikan dan mengkritisi isi dari makalah yang kami buat ketika mata kuliah Teori Komunikasi berlangsung. Bukan hanya itu kami juga berharap makalah kami nantinya akan bermanfaat bagi para mahasiswa.
b.      Tujuan Materil
Tujuan materi dari pembuatan makalah ini adalah untuk memperkenalkan kepada mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya Program Studi Ilmu Komunikasi berkaitan dengan pelajaran dan intisari yang dapat kita ambil dan amalkan dari makalah yang kami buat mengenai Teori Dialektika Relasional.
c.       Tujuan Fungsional
Sebagai bahan presentasi dan melengkapi tugas yang diberikan oleh bapak Sarwani, S.Sos, M.Med.Kom
d.      Manfaat Makalah
Manfaat yang dapat diambil dari makalah yang kami buat adalah sebagai berikut:
1)        Mahasiswa dapat mengetahui pengertian Teori Dialektika Relasional.
2)        Mahasiswa dapat mengetahui asumsi, elemen, konsep, serta respons berkaitan dengan Teori Dialektika Relasional.
3)        Sebagai bahan pembelajaran.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Teori Dialektika Relasional
Teori dialektika relasional menyatakan bahwa hidup berhubungan dicirikan oleh ketegangan-ketegangan yang berkelanjutan antara impuls-impuls yang kontradiktif. Walaupun hal ini mungkin terdengar membingungkan dan berantakan, para peniliti yang mendukung posisi dialektis percaya bahwa hal ini dengan akurat menggambarkan bagaimana hidup ini bagi manusia. Orang tidak selalu dapat menyelesaikan elemen-elemen kontradiktif  dalam kepercayaan mereka dan mereka memiliki kepercayaan yang tidak konsisten mengenai hubungan.
Dalam disiplin ilmu komunikasi, Leslie Baxter dan Barbara Montgomery (1996) merumuskan pernyataan yang paling lengkap mengenai teori dalam buku mereka Relating : Dialogues and Dialectics, walaupun keduanya telah menulis tentang pemikiran dialektis beberapa tahun sebelum terbitnya buku tersebut. Peneliti lainm yang paling dikenal diantaranya adalah William Rawlins (1992) dan Sandra Petronio (2000) juga sangat berpengaruh dalam membawa kerangka dialektika dalam penelitian akan komunikasi di dalam hubungan. Karya Baxter dan Montgomery dipengaruhi secara langsung oleh Mikhail Bakhtin, seorang filsuf Rusia yang mengembangkan teori dialog personal. Bagi Bakhtin, kehidupan sosial merupakan dialog terbuka di antara banyak suara, dan intinya adalah “Diferensi Simultan dari penggabungan dengan yang lain” (Baxter & Montgomery, 1996, hal.24). Menurut Bakhtin, konsep diri hanya mungkin ada dalam konteks dengan orang lain. Bakhtin melihat bahwa pengalaman manusia dibentuk melalui komunikasi dengan orang lain. Dalam beberapa hal, pemikiran Bakhtin berhubungan dengan Teori Interaksionalisme Simbolik Mead karena ia berfokus pada pentingnya interaksi dengan orang lain dalam penciptaan makna.
Berangkat dari pemikiran Bakhtin, Baxter, dan Montgomery juga membentuk pemikiran visi dialektis. Kita dapat menjelaskan visi dari perilaku manusia ini dengan membandingkannya dengan dua pendektan lainnya yang biasa digunakan. Pendektan monologis yaitu pendekatan yang menggambarkan kontradiksi sebagai hubungan hanya/atau.  Pemikiran monologis ini akan menuntuk pada pemikiran bahwa suatu hubungan akan dekat atau jauh. Sebaliknya pendekatan dualistik yaitu pendekatan yang melihat dua bagian dari sebuah kontradiksi sebagai dua bagian yang terpisah dan tidak berhubungan satu sama lain. Kemudian, pendekatan dialektik yaitu pendekatan yang menyatakan bahwa dalam setiap kontradiksi terdapat banyak sudut pandang yang saling menandingi satu sama lain.

Teori Dialektika Relasional menggambarkan hidup hubungan sebagai kemajuan dan pergerakan yang konstan. Orang-orang yang terlibat di dalam hubungan terus merasakan dorongan dan tarikan dari keinginan-keinginan yang bertolak belakang di dalam seluruh bagian hidup berhubungan. Pada dasarnya, orang menginginkan baik/maupun dan bukan hanya/atau ketika membicarakan dua tujuan yang berlawanan.

Sehingga, Teori Dialektika Relasional adalah teori yang menyatakan bahwa hidup berhubungan dicirikan ketegangan ketegangan yang berkelanjutan antara impuls-impuls yang kontradiktif. Orang-orang yang terlibat di dalam hubungan terus merasakan dorongan dan tarikan dari keinginan-keinginanyang bertolak belakang.

B.     Asumsi dalam Teori Dialektika Relasional
Asumsi paling penting yang mendasari teori ini adalah pemikiran bahwa hubungan terdiri atas bagian-bagian yang bersifat linear. Sebaliknya, hubungan terdiri atas fluktuasi yang terjadi antara keinginan-keinginan yang kontradiktif. Bahkan, Baxter dan Montgormery (1996) menyatakan bahwa kita harus rnemikirkan ulang akan bahasa dan metafora kita mengenai hubungan. Mereka melihat bahwa frase “pengembangan hubungan” memunculkan konotasi mengenai sebuah pergerakan linear atau kemajuan ke arah depan. Kemajuan mengandung pemikiran hanya/atau. Hubungan yang bergerak maju digambarkan memiliki beberapa elemen tertentu, misalnya keintiman, pembukaan diri, kepastian, dan seterusnya, lebih banyak dari sebelumnya. Oleh karena itu, hubungan dapat dibayangkan sebagai sebuah skala yang ukuran lebih atau kurang intim, terbuka, pasti. Kerangka pemikiran hanya/atau membingkai hubungan sebagai hanya intim, terbuka, pasti, atau tidak. Dalam perspektif dialektik, kompleksitas dipandang sebagai sebuah alternatif dari kemajuan. Pemikiran dialektika akan kompleksitas memperkenalkan konsep baik/maupun.
 Asumsi kedua dari Teori Dialektika Relasional mengajukan pemikiran akan proses atau perubahan, walaupun tidak sepenuhnya membingkai proses sebagai kemajuan yang linear. Baxter dan Montgomery mengamati bahwa “proses atau perubahan suatu hubungan...merujuk pada pergerakan kuantitatif dan kualitatif sejalan dengan waktu dan kontraksi-kontraksi yang terjadi, di seputar mana suatu hubungan dikelola" (1996, hal. 52).
Asumsi yang ketiga menekankan bahwa kontradiksi atau ketegangan yang terjadi antara dua hal yang berlawanan tidak pernah hilang dan tidak pernah berhenti menciptakan ketegangan. Orang mengelola ketegangan dan oposisi ini dengan cara yang berbeda-beda, tetapi kedua hal ini selalu ada dalam hidup berhubungan. Tarikan dan dorongan yang direpresentasikan oleh dialektika mengonstruksi hidup berhubungan, dan salah satu tugas komunikasi kita yang utama adalah mengelola ketegangan-ketegangan ini. Pendekatan ini berbeda dengan teori hubungan yang lainnya, karena pendekatan ini rnenganggap keadaan homeostatis sebagai hal yang wajar: Perubahan dan transformasi merupakan ciri utama dari interaksi yang bersifat relasi dalam perspektif ini (Montgomery,1992; Sahlstein, 2004). Hal ini mewakili asumsi-asumsi ontologis yang berbeda.
Asumsi terakhir dari Teori Dialektika Relasional berkaitan dengan komunikasi. Secara khusus, teori ini memberikan posisi yang paling utama pada komunikasi. Sebagaimana diamati oleh Baxter dan Montgomery (1996), “Dari perspektif dialektika relasi, aktor-aktor sosial memberikan kehidupan melalui praktik-praktik komunikasi mereka kepada kontradiksi-kontradiksi yang mengelola hubungan mereka. Realita sosial dari kontradiksi diproduksi dan direproduksi oleh tindakan komunikasi para aktor sosial”.

C.    Elemen Dialektika dalam Membangun Ketegangan
Elemen-elemen berikut ini sangat mendasar dalam perspektif dialektis (Rawlins, 1992). Totalitas, menyatakan bahwa orang-orang dalam suatu hubungan saling tergantung satu sama lain. Artinya, jika sesuatu terjadi pada salah satu anggota dalam berhubungan, akan mempengaruhi anggota-anggota lain dalam hubungan tersebut. Salain itu, totalitas juga berarti bahwa konteks budaya dan sosial mempengaruhi proses yang terjadi; berkomunikasi dalam suatu hubungan “mencakup saling keterhubungan konstan dan pengaruh yang bersifat timbal balik dari banyak faktor individual, interpersonal, dan sosial”.
Elemen selanjutnya, kontradiksi yaitu suatu oposisi atau dua elemen yang saling bertentangan. Kontradiksi juga merupakan ciri utama dari pendekatan dialektika yang merupakan hasil dari oposisi-oposisi. Kemudian, pergerakan merujuk pada sifat berproses dari hubungan dan perubahan yang terjadi pada hubungan itu seiring dengan berjalannya waktu. Jadi adanya perbedaan kualitas hubungan yang ada sekarang dengan hubungan yang ada ketika kita pertama kali bertemu dengan pasangan kita.
Elemen terkahir, praksis yang merujuk pada kapasitas kita sebagai manusia yang bisa memilih dan membuat keputusan. Walaupun kita tidak sepenuhnya memiliki pilihan bebas dalam setiap kesempatan dan kita dibatasi oleh pilihan-pliihan kita sebelumnya, oleh pilihan-pilihan orang lain, dan oleh kondisi budaya dan sosial, kita tetap merupakan pengambil keputusan yang sadar sepenuhnya dan aktif.

D.    Dialektika Relasi Dasar
Banyak dialektika spesifik berbeda yang telah didiskusikan berkaitan dengan hidup berhubungan. Dialektika antara otonomi dan keterikatan merujuk pada keinginan kita yang selalu muncul untuk menjadi tidak tergantung pada orang-orang yang penting bagi kita dan juga untuk menemukan keintiman dengan mereka. Ketegangan penting kedua yang juga menyusupi kehidupan berhubungan adalah keterbukaan dan perlindungan. Dialektika keterbukaan dan perlindungan berfokus yang pertama pada kebutuhan-kebutuhan kita untuk terbuka dan menjadi rentan, membuka semua informasi personal pada pasangan/mitra hubungan kita, dan yang kedua untuk bertindak strategis dan melindungi diri sendiri dalam komunikasi kita.
Dialektika antara hal yang baru dan hal yang dapat diprediksi merujuk pada konflik-konflik antara kenyamanan stabilitas dan keasyikan perubahan. Ketegangan yang ada ketika kita berhubungan dengan orang lain yang kita anggap penting akan, menunjukkan keinginan-keinginan kita yang saling berkonflik untuk memiliki stabilitas dan perubahan. Kemudian dialektika kontekstual muncul dari tempat hubungan tersebut di dalam suatu budaya. Di dalam dialektika kontekstual terdapat pula dialektika publik dan privat yaitu dialektika kontekstual yang muncul dari hubungan privat dan kehidupan publik. Dialektika publik dan privat berinteraksi dengan dialektika antara yang nyata dan yang ideal yaitu dialektika kontekstual yang muncul dari perbedaan antara hubungan yang di anggap ideal dengan hubungan yang dijalani.
Sehubungan dengan dialektika spesifik berbeda yang telah didiskusikan berkaitan dengan hidup berhubungan, Carol Werner dan Leslie Baxter menulis sekitar lima kualitas yang berubah ketika hubungan berkembang. Kelima kualitas tersebut adalah 1) Amplitudo yaitu kekuatan perasaan, perilaku, atau keduanya; 2) Kepentingan yang fokus pada masa lalu, masa sekarang, atau masa depan; 3) Skala yaitu seberapa lama pola-pola tersebut bertahan; 4) Rangkaian merupakan susunan kejadian dalam hubungan; serta 5) Langkah/irama berupa kecepatan kejadian dalam hubungan dan jarak antarkejadian.  

E.     Respons Terhadap Dialektika
Ketegangan dialektika merupakan hal yang berlangsung terus-menerus, orang melakukan usaha untuk mengelola hal ini. Beberapa penelitian (Jameson,2004), mengamati kesopanan sebagai metode umum untuk mengelola ketegangan dialektis. Baxter (1998) mengelola ketegangan dengan pergantian bersiklus yang terjadi ketika orang memilih satu hal dari dua hal yang berlawanan pada waktu tertentu, bergantian dengan yang lain merujuk pada perubahan sejalan dengan waktu. Kemudian, segmentasi adalah memisahkan beberapa arena untuk menekankan tiap-tiap dari dua hal yang berlawanan merujuk pada perubahan akibat konteks.
Strategi selanjutnya, seleksi yaitu pada pembuatan keputusan antara dua hal yang berlawanan merujuk pada pemberian prioritas pada oposisi-oposisi yang ada. Terakhir, integrasi yaitu melibatkan suatu sintesis dari kedua hal yang berlawanan merujuk pada membuat sintesis oposisi yang terdiri atas tiga strategi. Strategi menetralisasi artinya membutuhkan adanya kompromi antara dua kutub yang merujuk pada kompromi terhadap dua oposisi. Kemudian, membingkai ulang merujuk pada mentransformasi dialektika yang ada dengan cara tertentu sehingga dialektika itu seperti tidak memiliki oposisi. Serta mendiskualifikasi yaitu menetralkan dialektika dengan memberikan pengecualian pada beberapa isu dari pola umum.






  BAB III
PENUTUP
                                                                 
1.      Kesimpulan
Teori dialektika relasional menggambarkan hidup hubungan sebagai kemajuan dan pergerakan yang konstan dan menjelaskan tarikan dan dorongan yang dialami orang dalam hubungan. Dialektika ini menunjukan kontradiksi akan semua harapan yang dimiliki sesorang mengenai hubungan dengan kenyataan yang sedang di jalani, secara umum, harapan mengenai hubungan biasanya memiliki standar yang tinggi dan ideal. Pengaruh teori ini bisa untuk menerima pengaruh positif dan memilah penerimaan antara negatif dan positif suatu hubungan agar tidak terjadi benturan kontradiksi dari masing-masing individu dan budaya.
Teori dialektika relasional membuat kita dapat mengetahui bagaimana pasangan dalam suatu hubungan membentuk makna. Kemudian dengan teori ini, kita dapat mengerti bahwa kita tidak harus memilih antara pola dan mengamati hal yang tidak dapat diprediksi karena kita tahu bahwa kedua hal tersebut ada dalam suatu hubungan. Sehingga, pemikiran dialektis dapat mengarahkan orang untuk mengamati interaksi dalam hubungan.
2.      Saran
Diharapkan dengan selesainya makalah ini, mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Ilmu Sosioal dan Ilmu Politik, khususnya Program Ilmu Komunikasi maupun penyusun dapat memahami mengenai Teori Dialektika Relasional sehingga nantinya teori ini akan bermanfaat dalam pembelajaran selanjutnya.



DAFTAR PUSTAKA

Littlejohn, Stephen W. &  Karen A. Foss. 2011. Teori komunikasi : Theoris of Human Communication. Jakarta : Salemba Humanika.
West, Richard & Lynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.






 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nilai-Nilai Berita

Peran Media Massa dalam Pembentukan Pola Pikir dan Perilaku Seseorang